Selasa, 26 Oktober 2010

Jiwa yang terluka

Kesedihan dan lara tiba tiba menggunjang jiwa
Kepergiannya membuat raga seolah tak bernyawa
Ada ada gerangan dengan jiwa..
Hidupnya hampa tanpa kekasih yang selalu dipuja..
Ego yang ada terkadang membuat raga meronta.
Mengkesampingkan perasaan jiwa yang tengah terluka
Membiarkan raga mendominasi dirinya
Tanpa memperdulikan kesedihan dan luka

Kini raga mulai meratap luka
Tak kuasa menahan gejolak yang ada didalam jiwa
Hasrat itu tak bisa ditolak raga
Menghilangkan ego yang selama ini menutupinya
Tuhan….salahkan perasaan ini
Perasaan jiwa akan cinta yang abadi
Cinta suci yang bersemayam didalam hati
Tak pernah tergantikan ato ternoda akan ego didalam diri
Tuhan….salahkah jiwa memohon cinta sejatinya
Mengembalikannya ke dalan dekapan hatinya
Memintanya tuk selalu ada
Menjadikan pendamping bagi jiwa dan raga
Mungkin raga telah ternoda akan dunia
Tp jiwa tak kan pernah menggantikan cinta sejatinya
Tetap berharap cinta itu akan bersamanya
Menghabiskan senja sampai akhir masa

WISATA CIBULAN KUNINGAN JAWA BARAT

KABUPATEN KUNINGAN yang terletak di barat daya Gunung Ciremai, memiliki banyak obyek wisata. Mulai dari wisata alam, sejarah dan wisata budaya. Salah satu obyek wisata unggulannya adalah kolam pemandian Cibulan. Kolam itu terletak di Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, atau sekitar tujuh kilometer dari Kota Kuningan. Obyek wisata Cibulan merupakan salah satu obyek wisata tertua di Kabupaten Kuningan. Diresmikan pada 27 Agustus 1939 oleh Bupati Kuningan yang saat itu dijabat oleh, R.A.A. Mohamand Achmad.
Mandi bersama Ikan Dewa, Kuningan
Kuningan is the old mountain resort. Hot water pool and old fashion swimming pool. The uniqueness of this pool is swimming among the fish. The water is really clean as it come from the natural fountain. The fish preserve as the local mithology that disturbing the fish would cause a curse.

Kuningan, di saat langit cerah, pemandangan indah dgn latar belakang gunung yang menjulang tinggi. Terletak di belahan baratdaya kaki Gunung Ciremai Jawa Barat. Gunung api tsb. sudah 56 tahun istirahat dalam status aktif normal. Setiap tahunnya tak pernah kurang dikunjungi puluhan ribu pendaki.

Di wilayah Kecamatan Cilimus, wisatawan bisa melepas lelah di objek wisata Sangkanurip Alami, sebuah tempat rekreasi dengan pemandian air panas alami beryodium. Di sekitarnya juga tersedia hotel yang di setiap kamarnya difasilitasi air panas . Di Grage Sangkan dan Tirta Sanita, kawasan Sangkanurip, terdapat fasilitas untuk terapi kebugaran Sante Par Aqua.

Masih di sekitar kaki Ciremai, wisatawan dapat menyaksikan kolam-kolam berisi ikan kancra bodas. Jenis ikan langka yang disebut-sebut sebagai ikan keramat atau ikan dewa . Ikan2 tsb. terdapat di kolam renang Cibulan, kolam renang Cigugur, dan di objek wisata Balong Keramat Darmaloka. Ketiga lokasi wisata itu sangat mudah dicapai dan sangat berdekatan dengan lintasan jalan raya Cirebon-Ciamis.

Khusus Cibulan kita berenang bersama ikan2 besar yg jinak di kolam renang alam yg airnya sangat jernih sejernih aqua. Sungguh keunikan ini tidak ditemui ditempat lain. Anak2 pasti senang mendapatakan pengalaman baru disini- mandi bersama ikan

Masih ditempat yg sama, ada 7 mata air yg diyakini oleh mitos setempat memiliki nilai2 supranatural.
Biasanya untuk bisa masuk ke obyek wisata Cibulan, terlebih dahulu para wisatawan harus membeli tiket. Untuk harga tiket bagi anak-anak dikenakan Rp 2.0000 per orang, sedangkan untuk orang dewasa Rp 3.0000 per orang. Obyek wisata pemandian Cibulan sendiri dikelola oleh Pemerintah Desa Manis Kidul. Biasanya selalu ramai dikunjungi para wisatawan pada hari Minggu atau hari libur.

Bagi para wisatawan yang berkunjung ke Cibulan biasanya bersama keluarga untuk mengisi hari libur sambil berenang. Terdapat dua kolam besar yang berbentuk persegi panjang. Adapun ukuran kolam yang pertama berukuran 35 x 15 meter persegi dengan kedalaman dua meter. Sedangkan untuk kolam yang kedua berukuran 45 x 15 meter persegi yang dibagi menjadi dua bagian. Bagian yang pertama berkedalaman 60 sentimeter, sedangkan untuk bagian yang kedua berkedalaman 120 sentimeter.

Tersedia fasilitas buat para pengunjung yang cukup lengkap. Tempat ganti pakaian, kamar kecil, kamar mandi, tempat bilas seusai berenang, musholla serta penyewaan ban karet. Tidak hanya itu, para pengunjung juga dapat menikmati puluhan ikan yang berwarna abu-abu kehitaman, atau yang lebih dikenal ikan Kancra Bodas (Ikan Dewa) di dalam kolam tersebut.
Konon menurut cerita masyarakat Desa Manis Kidul Kuningan, ikan tersebut merupakan ikan yang dahulunya adalah para prajurit-prajurit yang membangkang pada masa Kerajaan Padjajaran. Kemudian dikutuk oleh Prabu Siliwangi menjadi ikan. Sampai sekarang ikan tersebut dipercayai oleh masyarakat Desa Manis Kidul sebagai ikan keramat yang mempunyai keistimewaan tertentu.

Namun terlepas dari benar atau tidaknya legenda tersebut khususnya bagi masyarakat Kuningan, sampai saat ini tidak ada yang berani mengambilnya. Ada kepercayaan bahwa barang siapa yang berani mengambil dan mengganggu ikan-ikan tersebut akan mendapatkan kemalangan.
Selain kolam dengan ikan Kancra Bodas, terdapat tujuh sumber mata air yang dikeramatkan. Tujuh mata air ini terdiri dari kolam-kolam kecil yang masing-masing mempunyai nama tersendiri. Sumur satu, Kejayaan; sumur dua, Kemulyaan; sumur ketiga, Pengabulan; sumur empat, Cirancana; sumur lima, Cisadane; sumur enam Kemudahan, serta sumur tujuh, Keselamatan.

Di antara ketujuh sumur itu, konon dari salah satu sumur yang bernama Cirancana terdapat kepiting emas. Apabila ada orang yang sedang mujur dan dapat melihat wujud dari kepiting emas tersebut, maka segala keinginannya akan terkabul.

Selain terdapat tujuh sumber mata air, juga terdapat sebuah petilasan yang letaknya dikelilingi oleh ke tujuh sumber mata air tersebut. Konon menurut cerita, petilasan tersebut merupakan petilasan Prabu Siliwangi. Petilasan berupa susunan batu menhir dan dua patung harimau. Tujuh sumur dan petilasan Prabu Siliwangi sering dikunjungi orang untuk berziarah, terutama pada malam Jumat Kliwon atau selama bulan Maulud

Gedung Linggajati 25 April 2010 at 9:59 pm (bangunan bersejarah)

Gedung Perundingan Linggajati terletak di Desa Linggajati, Kecamatan Cilimus, sekitar 14 kilometer dari Kota Kuningan atau 26 kilometer dari Kota Cirebon. Desa Linggajati berada pada ketinggian 400 meter di atas permukaan laut. Desa ini sebelah selatan berbatasan dengan Desa Linggarmekar, sebelah utara berbatasan dengan Desa Linggarindah dan di sebelah barat berbatasan dengan Gunung Ciremai.
Gedung yang berada di Desa Linggajati ini pernah menjadi tempat perundingan pertama antara Republik Indonesia dengan Belanda pada tanggal 11-13 November 1946. Dalam perundingan itu, Pemerintah RI diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir, sedangkan Pemerintah Kerajaan Belanda diwakili oleh Dr. Van Boer. Sementara yang menjadi pihak penengah adalah Lord Killearn, wakil Kerajaan Inggris. Perundingan tersebut menghasilkan naskah perjanjian Linggajati yang terdiri dari 17 pasal, yang selanjutnya ditanda-tangani di Jakarta pada tanggal 25 Maret 1945.

Peristiwa perundingan yang berlangsung tiga hari itu ternyata merupakan satu mata rantai sejarah yang mampu mengangkat nama sebuah bangunan mungil di desa terpencil itu menjadi terkenal di seluruh Nusantara, bahkan di pelbagai penjuru dunia. Bangunan itu kemudian dipugar oleh pemerintah tahun 1976 dan dijadikan sebagai bangunan cagar budaya dan sekaligus objek wisata sejarah.
 Gedung Perundingan Linggajati saat ini berdiri di atas areal seluas sekitar 24.500 meter persegi, dengan luas bangunan sekitar 1.800 meter persegi. Bangunan tersebut terdiri atas: ruang sidang, ruang sekretaris, kamar tidur Lord Killearn, ruang pertemuan Presiden Soekarno dan Lord Killearn, kamar tidur delegasi Belanda, kamar tidur delegasi Indonesia, ruang makan, kamar mandi/WC, ruang setrika, gudang, bangunan paviliun, dan garasi.
Sebagai catatan, ruangan dan segala perabotan yang ada di dalam gedung pada tahun 1976 (saat dipugar oleh pemerintah), dibuat sedemikian rupa agar data dan suasananya sedapat mungkin sama pada seperti tahun 1946 (sewaktu perundingan dilaksanakan). Selain itu, di dalam gedung juga dilengkapi dengan gambar/foto situasi saat perundingan berlangsung dan bahan-bahan informasi lain bagi pengunjung.

 Gedung Linggajati mempunyai sejarah yang panjang. Sudah banyak peristiwa yang ia saksikan di tempat itu. Sebab, dari tahun 1918 gedung ini telah berkali-kali beralih fungsi. Pada tahun 1918 gedung ini hanya berupa sebuah gubuk milik Ibu Jasitem yang kemudian diperisteri oleh Tuan dari Tersana, seorang Belanda. Tahun 1921 dirombak dan dibangun setengah tembok dan dijual kepada van Oos Dome (van Oostdom?). Tahun 1930 diperbaiki menjadi rumah tinggal keluarganya. Tahun 1935 dikontrak oleh van Hetker (van Heeker?) yang merombaknya lagi menjadi Hotel Rustoord (Rusttour?). Tahun 1942 direbut oleh Jepang dan diubah menjadi Hokai Ryokai (Hokai Ryokan?). Tahun 1945 direbut oleh pejuang kita untuk markas BKR dan diubah namanya menjadi Hotel Merdeka. Tahun 1946 di Hotel Merdeka berlangsung Perundingan Linggarjati. Tahun 1948 untuk markas tentara Kolonial Belanda. Tahun 1949 dikosongkan. Tahun 1950-1975 untuk Sekolah Dasar Linggarjati I. Kemudian, tahun 1977-1979 bangunan yang sudah bobrok itu dipugar oleh pemerintah kemudian dijadikan sebagai muesum memorial.

By. Agus Widadi, kampung halaman

Taman wisata Linggarjati




Taman Wisata Alam Linggarjati adalah salah satu objek wisata alam di Kabupaten Kuningan. Linggarjati adalah salah satu tempat titik awal pendakian ke Gunung Ciremai.Kawasan hutan Linggarjati seluas 11,51 Ha. Ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam (TWA) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 53/Kpts/Um/2/1975 tanggal 17-2-1975. Kawasan ini merupakan bagian yang terpisah dari kawasan hutan lindung Gunung Ciremai yang ditetapkan sejak tahun 1924 oleh pemerintah Belanda.
Taman Wisata Alam Linggarjati adalah salah satu objek wisata alam di Kabupaten Kuningan. Linggarjati adalah salah satu tempat titik awal pendakian ke Gunung Ciremai.
Kawasan hutan Linggarjati seluas 11,51 Ha. Ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam (TWA) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 53/Kpts/Um/2/1975 tanggal 17-2-1975. Kawasan ini merupakan bagian yang terpisah dari kawasan hutan lindung Gunung Ciremai yang ditetapkan sejak tahun 1924 oleh pemerintah Belanda.
Taman Wisata Alam Linggarjati terletak di Desa Linggarjati Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan,secara astronomis terletak diantara 6 derajat 47°’ – 6 derajat 58° LS dan 108 derajat 30° – 108 derajat 30° BT.
Keadaan lapangan secara keseluruhan menurun dari arah barat ke timur, dengan ketinggian tempat 55 meter di atas permukaan laut.Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, kawasan ini termasuk tipe iklim C dengan rata-rata curah hujan per tahun 3.541 mm.
Flora yang terdapat di kawasan ini diantaranya : Bungur (Lagerstroemia sp), Pasang (Quercus sp), Kiara (Ficus sp), Lemo (Alstonia scholaris), Jamuju (Podocarpus imbricatus) dan Kiacret (Spathodea campulata). Jenis pohon-pohon tersebut tumbuh dengan baik dan kini telah banyak yang berdiameter lebih dari 50 cm dengan tinggi bebas cabang ± 10 meter serta memiliki tajuk yang lebar, hal ini berdampak berkurangnya tumbuhan bawah (disamping karena adanya upaya pemeliharaan). Disisi lain, keadaan tersebut menimbulkan kenyaman bagi wisatawan karena suasana lebih teduh (dapat menimbulkan iklim mikro).
Jenis fauna yang ada di taman Wisata Alam Linggarjati adalah jenis burung seperti Burung Pipit (Lonchura leucogastoides) dan Kepodang (Oriolus chinensis), jenis satwa lainnya terutama yang memiliki ukuran tubuh cukup besar relatif tidak ada, hal ini disebabkan karena sempitnya kawasan dan intensifnya pengelolaan kawasan.
Disamping panorama alam yang indah Taman Wisata Alam Linggarjati memiliki hawa yang sejuk dan segar. Tidak jauh dari lokasi TWA ini juga terdapat bangunan yang bernilai sejarah, yaitu gedung tempat berlangsungnya perjanjian Linggarjati antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda yang mempunyai daya tarik tersendiri.
Kegiatan wisata yang telah ada terdapat di luar kawasan perlindungan hutan dan pelestarian alam adalah Cibulan (obyek wisata yang telah banyak pengunjungnya) sehingga daerah ini merupakan rangkaian obyek wisata.
Kegiatan Wisata alam yang dapat dilakukan
Menikmati keindahan alam dan sekitarnya
Memancing
Berenang.
Sarana pengunjung dan prasarana pengelolaan yang telah ada pada saat ini diantaranya adalah tempat penginapan (pesanggrahan), tempat parkir, kolam renang, tempat bermain anak-anak, loket karcis, shelter, pos jaga, jalan setapak dan MCK.
Taman Wisata Alam Linggarjati dari Bandung berjarak ± 160 Km, dengan rute perjalanan sebagai berikut :
Bandung – Cirebon – Cilimus – Linggarjati ± 160 Km.
Kuningan – Linggarjati ± 28 Km.
Taman Wisata Alam Linggarjati terletak di Desa Linggarjati Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan,secara astronomis terletak diantara 6 derajat 47°’ – 6 derajat 58° LS dan 108 derajat 30° – 108 derajat 30° BT.
Keadaan lapangan secara keseluruhan menurun dari arah barat ke timur, dengan ketinggian tempat 55 meter di atas permukaan laut.Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, kawasan ini termasuk tipe iklim C dengan rata-rata curah hujan per tahun 3.541 mm.
Flora yang terdapat di kawasan ini diantaranya : Bungur (Lagerstroemia sp), Pasang (Quercus sp), Kiara (Ficus sp), Lemo (Alstonia scholaris), Jamuju (Podocarpus imbricatus) dan Kiacret (Spathodea campulata). Jenis pohon-pohon tersebut tumbuh dengan baik dan kini telah banyak yang berdiameter lebih dari 50 cm dengan tinggi bebas cabang ± 10 meter serta memiliki tajuk yang lebar, hal ini berdampak berkurangnya tumbuhan bawah (disamping karena adanya upaya pemeliharaan). Disisi lain, keadaan tersebut menimbulkan kenyaman bagi wisatawan karena suasana lebih teduh (dapat menimbulkan iklim mikro).
Jenis fauna yang ada di taman Wisata Alam Linggarjati adalah jenis burung seperti Burung Pipit (Lonchura leucogastoides) dan Kepodang (Oriolus chinensis), jenis satwa lainnya terutama yang memiliki ukuran tubuh cukup besar relatif tidak ada, hal ini disebabkan karena sempitnya kawasan dan intensifnya pengelolaan kawasan.
Disamping panorama alam yang indah Taman Wisata Alam Linggarjati memiliki hawa yang sejuk dan segar. Tidak jauh dari lokasi TWA ini juga terdapat bangunan yang bernilai sejarah, yaitu gedung tempat berlangsungnya perjanjian Linggarjati antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda yang mempunyai daya tarik tersendiri.
Kegiatan wisata yang telah ada terdapat di luar kawasan perlindungan hutan dan pelestarian alam adalah Cibulan (obyek wisata yang telah banyak pengunjungnya) sehingga daerah ini merupakan rangkaian obyek wisata.
Kegiatan Wisata alam yang dapat dilakukan
Menikmati keindahan alam dan sekitarnya
Memancing
Berenang.
Sarana pengunjung dan prasarana pengelolaan yang telah ada pada saat ini diantaranya adalah tempat penginapan (pesanggrahan), tempat parkir, kolam renang, tempat bermain anak-anak, loket karcis, shelter, pos jaga, jalan setapak dan MCK.

Minggu, 24 Oktober 2010

arti hidup

Banyak manusia yang tidak memahami arti kehidupan. Mereka hanya berlomba-lomba untuk mendapatkan kesenangan-kesenangan hidup duniawi. mereka adalah memuaskan hawa nafsunya, “Yang Penting Puas”. Prinsip dan misi mereka adalah bagaimana mereka dapat menikmati kehidupan, seakan-akan mereka tumbuh dari biji-bijian, kemudian menguning dan mati tanpa ada kebangkitan, perhitungan dan hisab.


Milik siapakah mereka? Apakah mereka tercipta begitu saja? Ataukah mereka yang menciptakan diri mereka sendiri? Allah menciptakan kita, memberikan kepada kita kehidupan adalah untuk suatu tujuan dan tidak sia-sia:
Jadi manusia hidup tidak sia-sia, mereka memiliki aturan, hukum-hukum, syariat, perintah dan larangan, tidak bebas begitu saja apa yang dia suka dia lakukan, apa yang dia tidak suka dia tinggalkan.


Saudaraku-saudaraku kaum muslimin, sesungguhnya Allah menciptakan kita adalah untuk satu tugas yang mulia yaitu beribadah hanya kepada-Nya. Allah turunkan kitab-kitabnya, Allah mengutus rasul-rasul –Nya adalah untuk misi ini. Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku.
Sehingga hidup kita ini tidaklah sia-sia, melainkan kehidupan sementara yang sarat akan makna dan kelak akan ditanya tentang apa yang kita perbuat di dunia ini.


Kehidupan di Dunia Hanya Sementara
Ingatlah, kehidupan ini hanya sebentar. Pada saatnya nanti kita akan memasuki alam kubur (alam barzakh) sampai datangnya hari kebangkitan. Lalu kita akan dikumpulkan di padang mahsyar, setelah itu kita menghadapi hari perhitungan (hisab). Dan kita akan menerima keputusan dari Allah, apakah kita akan bahagia dalam surga ataukah akan sengsara dalam neraka. Kehidupan setelah mati ini merupakan kehidupan panjang yang tidak terhingga.


Sehari dalam kehidupan akhirat adalah lima puluh ribu tahun kehidupan di dunia. Maka kita bisa lihat betapa pendeknya kehidupan manusia yang tidak ada sepersekian puluh ribu dari hari kehidupan akhirat. Berapa umur manusia yang terpanjang dan berapa yang sudah kita jalani? Itu pun kalau kita anggap umur yang terpanjang, sedangkan ajal kita tidak tahu, mungkin esok atau lusa.

Oleh karena itu seorang yang berakal sehat akan lebih mementingkan kehidupan yang panjang ini. Seorang yang cerdas akan menjadikan kehidupan dunia sebagai kesempatan untuk meraih kebahagiaan hidup di akhirat yang abadi.
Dan carilah dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari duniawi….